Bacaan : Mazmur 4:5
Siapakah manusia di dunia ini yang tidak pernah marah? Semua orang pernah marah. Musa yang dikatakan sebagai orang yang sangat lembut hati, lebih dari semua manusia yang hidup di atas muka bumi saja pernah sangat marah (Bil 12:3, 20:9-13). Bahkan Tuhan Yesus pun pernah marah ketika Bait Suci dijadikan tempat berjual beli. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dan mengusir
Pertama, perhatikan motivasi. Marah yang baik didasari pada iktikad untuk mengoreksi kesalahan. Kedua, fokuslah pada mengoreksi perbuatan, namun jangan menyerang pribadi. Ketiga, fokuslah pada mengoreksi kesalahan yang dilakukan sekarang, jangan mengungkit kesalahan di masa lalu yang sudah selesai.
Penguasaan diri adalah kata kunci supaya kita tidak berbuat dosa ketika marah. Jangan menjadi orang yang reaktif. Di saat ada seseorang atau situasi yang memancing Anda untuk marah, tetaplah tenang. Hati boleh panas, tetapi kepala harus tetap dingin. Sebuah pepatah Cina berkata, Jika kamu sedang marah, berhitunglah hingga sepuluh sebelum engkau bicara. Jika engkau sangat marah, berhitunglah hingga seratus.
Karakter asli Anda akan terlihat saat Anda marah. Boleh marah, tetapi jangan sampai ada kata-kata kotor dan sia-sia keluar dari mulut kita. Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi. (Yak 3:9-10)
source : mansor.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar