Alkitab - Utusan Tuhan


            Alkitab yang Diberikan Utusan Tuhan
            Ketika Yun berusia 16 tahun, ayahnya sakit keras dan dokter berkata
            bahwa sudah tidak ada harapan lagi. Suatu malam, Ibu Yun mendengar
            suara Tuhan yang lembut berkata "Yesus mengasihimu". Ia segera

            bangun dari tempat tidurnya dan berdoa, meminta ampun karena dia
            telah meninggalkan Tuhan di masa-masa sulit. Sekali lagi ia bertobat
            dan mengakui dosa-dosanya dan menyerahkan hidupnya kepada Tuhan.
            Keesokan harinya secara ajaib ayah Yun sembuh dari sakitnya, Yun
            tahu hal ini dan ia menerima Yesus serta memutuskan untuk melayani
            Tuhan.
            Kerinduan Yun begitu besar untuk melihat Alkitab, ia berusaha
            mencari dikalangan orang-orang yang sudah percaya Tuhan. Dalam
            pencariannya ia bertemu dengan penginjil dan ia disarankan untuk
            berdoa dan berpuasa. Dua bulan Yun berdoa dan berpuasa tapi ia belum
            memperoleh Alkitab, kemudian ia kembali menemui penginjil itu lagi.
            Penginjil itu berkata, "Bila engkau meminta Alkitab kepada Allah,
            janganlah hanya berlutut dan berdoa. Engkau juga harus menangis
            dengan sungguh-sungguh di hadapan Allah. Semakin engkau
            sungguh-sungguh, semakin cepat engkau mendapat Alkitabmu." Yun
            mengikuti saran penginjil itu, beberapa bulan berlalu kemudian Yun
            bermimpi bertemu dengan seorang pria tua yang bertanya apakah ia
            mempunyai makanan untuk dimakan. Yun mengatakan tidak dan ia melihat
            pria tua itu memegang sepotong kue berisi kismis. Ketika Yun
            mengulurkan tangan menerima kue itu, kuenya berubah menjadi sebuah
            Alkitab. Yun jatuh tersungkur dan berlutut, sambil menangis ia
            berseru, "Terpujilah Nama Tuhan! Tuhan telah mendengar doaku, dan ia
            memberiku sebuah Alkitab." Kemudian Yun terjaga, ayah dan ibunya
            juga terbangun karena tangisannya. Mendengar cerita Yun, orang tua
            Yun menganggap anaknya sudah gila. Pada waktu bersamaan pintu rumah
            Yun dibuka oleh 2 orang asing yang tidak pernah dikenal oleh Yun dan
            kemudian mereka memberikan sebuah Alkitab! Sejak saat itu Yun setiap
            hari menghapalkan satu pasal (bukan satu ayat!) bagian Alkitab dan
            pada saat membaca Kisah Para Rasul, Yun mendapat sebuah Visi
            (penglihatan). Tuhan bicara 3 kali kepada Yun supaya ia memberitakan
            Injil. Tuhan pun mengatakan tempat tertentu dimana Yun harus
            melayaniNya. Hal ini terjadi beberapa tahun sebelum masa aniaya yang
            dialami oleh Yun.
            Betapa Banyak Penderitaan yang Ia tanggung oleh karena Nama Tuhan
            (Kisah Para rasul 9:16)
            Tahun 1984, Yun bersama rekannya Ming datang di kota Heping yang
            terletak diperbatasan antara Provinsi Henan dan Hubei. Mereka
            berencana untuk mengunjungi saudara-saudari seiman yang ada di sana,
            tapi karena tekanan dari pemerintah dan banyaknya patroli dari Biro
            Keamanan Rakyat/Polisi (BKR) tidak ada satu pun jemaat di sana
            berani menampung mereka. Akhirnya mereka pergi ke kabupaten "A" di
            Provinsi Henan, situasi di kabupaten ini juga sangat tegang.
            Sepanjang jalan dan di desa-desa banyak poster yang menentang Allah
            dan daftar nama orang-orang yang diinginkan pemerintah untuk
            ditangkap. Namun demikian jemaat di sini sungguh mengasihi Tuhan dan
            hamba-hamba Allah, mereka berani menanggung risiko dengan menerima
            saudara seiman yang dicari oleh BKR. Yun berumur kurang lebih 25
            tahun dan ia dipenuhi kuasa Roh Kudus dan sering berkotbah di
            pertemuan-pertemuan jemaat. Pertemuan-pertemuan ini sangat
            dirahasiakan dan dilakukan di tempat-tempat yang terpencil agar
            tidak diketahui oleh BKR. Suatu malam setelah pertemuan Yun
            tertangkap oleh BKR dan ia berpura-pura gila dan mengaku bahwa dia
            adalah orang kudus agar teman-temannya selamat dan tidak dilibatkan.
            Kemudian ia dibawa ke kantor polisi untuk diperiksa. Pagi berikutnya
            Yun dibawa ke halaman stasiun polisi, cuaca pada waktu itu sangat
            dingin, salju tebal menutupi tanah. Polisi itu memerintahkan Yun
            untuk berlutut dihadapannya, tapi Yun menolak karena ia adalah orang
            kudus yang hanya menyembah Allah. Kemudian Polisi itu menyalakan
            pentungan listriknya dan sambil tersenyum sinis berkata, "Jika
            engkau orang kudus, maka engkau tidak akan takut terhadap pentungan
            listrik ini. Ayo letakanlah tanganmu pada pentungan listrik ini."
            Dengan kekuatan yang ada Yun berseru "Tuhan selamatkanlah aku!"
            Pentungan listrik itu macet dan Yun bisa memegangnya erat-erat
            sambil menatap polisi itu yang terdiam dan berkeringat dingin. Lalu
            Polisi itu melemparkan pentungannya dan melarikan diri. Kemudian Yun
            dipindahkan ke pusat tahanan BKR, kehidupan dipenjara sangat sulit.
            Setiap makanan tahanan/para pesakitan sudah berbau dan berjamur,
            seminggu sekali mereka hanya diberikan sepotong kecil mantaou (roti
            kukus).
            Para penjaga penjara menghasut pesakitan lain untuk menganiaya Yun,
            hal ini menjadi rutinitas sehari-hari, mereka meninju dada dan
            perutnya sampai Yun mulai mengeluarkan darah. Belum lagi jika
            diinterogasi oleh BKR, mereka memukuli wajahnya sampai bengkak dan
            tidak dapat dikenali lagi. Berpuasa tidak makan dan minum selama 74
            hari Tanggal 25 Januari (hari ke 23, bulan ke 12, kalender Cina),
            Yun dipindahkan dari kabupaten A ke kota B dengan menaiki truk
            polisi. Yun merasakan penderitaan yang amat sulit ditanggungnya.
            Pakaiannya dipenuhi dengan bercak darah yg mengental dan membeku.
            Belenggu yg ada dipergelangan tangannya telah menembus dagingnya,
            sakit sekali jika ia bergerak sedikit saja. Yun merasa takut dan
            ragu, tapi tiba-tiba firman Tuhan datang dan berkata, "Diamlah dan
            ketahuilah, bahwa Akulah Allah!....Tuhan semesta alam menyertai
            kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub." (Mazmur 46:11-12).
            Ketakutan dan keraguan di hati Yun segera lenyap. Ia menerima
            kekuatan baru dari Tuhan. Yun dibawa ke pengadilan dan diminta untuk
            melaporkan dengan jujur semua aktivitasnya serta dijanjikan
            diperbolehkan merayakan imlek bersama keluarganya. Yun minta ijin
            pada untuk mengingat kembali semua aktivitasnya dan memperoleh
            kekuatan untuk bicara karena beberapa hari ia tidak makan. Hakim
            mengabulkan pemintaannya dan Yun ditempatkan di sel nomor dua yang
            sangat ketat penjagaannya.
            Yun menyadari bahwa ia akan menghadapi ujian yg besar di tempat ini,
            oleh karena itu ia bertekad untuk berdoa dan berpuasa tidak makan
            atau minum. Namun pencobaan besar datang, pada hari libur utama para
            pesakitan diberi sepotong kecil mantao dan sop berisikan daun
            seledri dan daging babi. Semua pesakitan yg hampir mati kelaparan
            segera melahap makanan itu sampai ludes dan bersih mangkuknya. Iblis
            mencobai Yun luar biasa, melihat "makanan enak" di depannya
            bagaimana mungkin Yun tidak tertarik untuk mencicipi sedikit saja?.
            Syukur pada Tuhan, Yun ingat bagaimana Yesus keluar sebagai
            pemenang, ia percaya Roh Kudus dan akhirnya keluar sebagai pemenang.
            Yun memberikan bagian makanan itu kepada pengawas sel dan para
            pesakitan lain. Pesakitan lain sangat senang dan mulai bersikap baik
            terhadap Yun. Kemudian Yun diminta untuk menyanyikan sebuah lagu
            untuk mereka. Dengan penuh sukacita ia menyanyikan lagu pujian bagi
            Allah.dan menceritakan betapa baiknya Tuhan itu serta mulai
            menginjili mereka. Yun kembali diinterogasi tetapi ia mengunci
            mulutnya rapat-rapat , BKR menggunakan segala macam cara penyiksaan
            tetapi tidak bisa membuat mulut Yun terbuka. Walaupun tubuh Yun
            kurus seperti tiang namun persekutuan dengan Allah meningkat pesat.
            Ketika puasanya memasuki hari ke 38 dan 39 Iblis berkata kepadanya,
            "Yun, Yesus hanya berpuasa selama empat puluh hari. Dapatkah murid
            menjadi lebih besar dari gurunya? Bagaimana mungkin hamba melebihi
            Tuannya ? Bagaimana bisa engaku melewati empat puluh hari ?" Yun
            sangat tersiksa di dalam hatinya, perasaan takut yg menggetarkan dan
            tidak berpengharapan sampai pada tingkat pemikiran untuk bunuh diri.
            Namun ia tahu bahwa dosa bunuh diri sama dengan membunuh. Ia tidak
            tahu apa yg harus dilakukan selain berseru, "Tuhan, apa yg harus
            saya lakukan? Aku mohon agar Engkau mau menerima jiwaku!" Tiba-tiba
            terang Roh Kudus bersinar dan Firman Tuhan datang padanya dengan
            penuh kuasa, "Anakku, Aku tahu pekerjaanmu; Teguhkanlah hatimu, Aku
            telah membuka pintu di depanmu, dan tidak ada seorangpun yang dapat
            menutupnya: karena kamu mempunyai kekuatan kecil , dan telah
            memegang perkataanKU, dan tidak menyangkal nama-KU." Kegelapan itu
            lenyap dan Iblis dikalahkan! Yun memuji Tuhan, menangis, menyanyi
            dan bersekutu dengan Tuhan, Firman Tuhan datang dan berkata
            ,"Sesungguhnya barang siapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan juga
            pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan
            yang lebih besar daripada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa!."
            (Yohanes 14:12). Ayat ini yg sebelumnya kurang begitu
            diperhatikannya, datang padanya dengan penuh kuasa pada hari itu.
            Yun mengklaim ayat itu setiap hari dan sanggup berpuasa 74 hari.
            Pada hari ke 41 dari puasanya, Yun kembali di interogasi, tetapi ia
            tetap tidak mau membuka mulutnya. Ia mulai dipukuli lagi di wajah
            dan tubuhnya dengan cambuk, pecutan listrik dan alat penyiksaan
            lainnya. BKR memaksa Yun untuk berjanji menghadiri pertemuan
            Three-Self Patriotic Church dukungan pemerintah yg oleh Yun
            dikatakan sebagai perempuan sundal, selain itu Yun dijanjikan
            menduduki jabatan ketua jemaat tsb. Yun hanya terdiam dan kemudian
            seorang dokter lapangan menyiksa dia dengan menusukkan jarum suntik
            tepat di bawah kuku jari-jari tangan Yun. Rasa sakit yang hebat
            menjalar keseluruh tubuh Yun dan Yun berteriak kesakitan dan
            akhirnya pingsan. Wajah Yun menjadi kuning, peluh mengucur deras
            dari wajahnya dan darah mengalir dari jari-jarinya, lalu BKR
            menendang Yun sampai tersungkur di lantai. Setelah penyiksaan itu
            Yun di bawa kembali ke selnya, teman selnya Li menangis sedih
            melihat derita yg dialami Yun, pada awalnya Li diberi tugas untuk
            mengawasi Yun, tapi kemudian! dia bertobat melihat kesaksian hidup
            Yun. Pengawas penjara kemudian menyuruh pesakitan yg satu sel dengan
            Yun untuk menyiksa dia setiap hari dengan janji akan dikurangi masa
            hukumannya. Kecuali Li, seluruh pesakitan walaupun menghormati Yun,
            tapi belum menerima Yesus, mulai dirasuki pikiran jahat. Mereka
            mulai menyiksa Yun setiap hari, tempat tidur Yun dipindahkan ke
            tempat kencing di dalam sel itu, ketika mereka kencing air kencing
            mereka langsung mengenai kepala Yun. Begitulah Yun mengalami
            penyiksaan selama dia di dalam sel dan berpuasa selama 74 hari.
            Pada hari ke 74 , Yun dikunjungi oleh ibu dan istrinya serta
            beberapa saudara, mereka mengadakan perjamuan kudus dengan roti dan
            juice anggur yang dibeli saudaranya di kedai. Perjamuan itu sungguh
            khidmat dan berlangsung di ruang interogasi, kuasa Tuhan menjaga
            acara tersebut sehingga orang BKR tidak dapat berbuat apa-apa hanya
            melihat saja. Begitu perjamuan selesai, BKR itu seperti terjaga dari
            tidur dan mulai mengusir keluarga Yun serta menyeret Yun kembali ke
            dalam sel. Pertobatan terjadi di sel penjara Kembali ke sel nomor
            dua, Yun mulai dihina pengawas sel dan pesakitan lainnya, lalu Yun
            berkata dengan penuh otoritas Allah, "Allah telah mengutusku ke sini
            demi kalian. Sesegeranya aku masuk penjara, aku menceritakan kepada
            kalian tentang Injil salib Yesus. Lagipula, kalian telah melihat
            dengan mata kepala sendiri bagaimana aku tidak makan sesendok nasi
            dan tidak minum setetes airpun selama 74 hari. Aku bertanya pada
            kalian: selama ribuan tahun sepanjang sejarah, siapa yang pernah
            melihat orang yang melakukan demikian selama 74 hari dan tetap
            hidup? Hari ini, aku berdiri ditengah-tengah kalian. Apakah ini
            tidak cukup membuktikan bahwa Tuhanku itu benar dan hidup? Apakah
            kalian akan terus tegar tengkuk dan menolak Yesus Kristus? Ketika
            penghakiman datang bagaimana kalian akan dapat menghindar dari murka
            penghakiman itu?
            Hari ini, Tuhan berbelas kasihan kepada kalian dan menawarkan
            pengampunan kepada kalian. Ia telah memanggilku untuk menyampaikan
            pesan pertobatan dan pengampunan dosa. Oleh karena itu masing-masing
            kalian berlutut dihadapan Yesus Kristus, mengakui dosa-dosa kalian
            dan bertobat, sehingga kalian dapat terhindar dari penghakiman dan
            kematian kekal yang akan menimpamu, diselamatkan dan memasuki
            kerajaan sorga yang kekal dengan suka cita!" Perkataan Yun seperti
            bom atom, kelompok yang terdiri dari lima belas orang itu tersungkur
            dihadapan Tuhan. Orang yg pertama kali berlutut adalah pengawas
            penjara lalu kemudian menyusul yg lainnya. Masing-masing dijamah Roh
            Kudus dan mereka diperlihatkan segala perbuatan jahat mereka babak
            demi babak seolah-olah mereka sedang menonton di bioskop. Mereka
            mulai menangis dengan bersuara, lalu Yun membaptis mereka .
            Demikianlah terjadi pertobatan dan kebangunan rohani yang mecapai
            seluruh isi penjara dan jemaat di luar tembok penjara mulai
            mengalami kebangunan rohani. Kabar mengenai Yun yg berdoa dan
            berpuasa 74 hari tersebar kemana-mana dan menggoncangkan
            saudara-saudari seiman yang takut, suam-suam kuku dan tertidur
            rohnya. Kabar itupun menggemparkan orang-orang BKR, Yun kemudian
            diangkat menjadi pengawas sel nomor dua. Yun juga mempertobatkan
            seorang pesakitan anak pejabat BKR yang telah membunuh, memperkosa
            dan membuat kejahatan keji lainnya. Pesakitan itu bernama Huang dan
            ia akan dihukum mati, selama di dalam sel ia selalu mencoba bunuh
            diri. Berkat kasih yang ditunjukkan Yun dan pesakitan lain yang
            bertobat, Huang akhirnya menyerahkan hidupnya pada Yesus.
            Masih ada lagi cerita lain mengenai perjuangan orang Kristen di
            Cina, anda bisa membaca kisahnya dalam buku Darah dan Air Mata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar