Lukas 2:38a ; Mazmur
14:7
Tiada
hari tanpa pengharapan akan kehadiran Mesias, itulah orang Yahudi. Tentu saja
Hana juga termasuk orang yang mengharapkan kehadiran Mesias. Banyak nubuat
tentang Mesias dalam PL, seperti di kitab Yesaya dan Mazmur. Dalam pemahaman
orang Yahud, Mesias yang dijanjikan itu adalah seorang pemimpin besar. Mesias
selalu dikaitkan dengan masalah nasionalisme mereka. Masyarakat Yahudi
menentukan kriteria sendiri bagi seorang Mesias, yaitu menjadi pembebas bangsa
Yahudi dari penjajahan Romawi, akan mengumpulkan kembali bangsa Yahudi dari
segala penjuru dunia, menjadi pemimpin penyembahan kepada Tuhan yag benar, akan
membawa kepada masa-masa perdamaian, dan akan mendirikan kembali Negara Israel.
Untuk yang terakhir ini, murid-murid Yesus pernah bertanya, “Tuhan, maukah Engkau pada masa ini
memulihkan kerajaan bagi Israel?”. Oleh sebab itu, bayangan orang Yahudi
tentang sosok mesias adalah seperti Musa di dalam memimpin, baik secara rohani
maupun politik, bahkan lebih besar dari Musa. Mesias adalah seorang Raja yang
lebih besar dari Daud. Mesias adalah seorang Imam yang lebih besar dari Harun.
Mesias adalah Nabi yang lebih besar dari Elia. Secara singkat orang Yahudi
mengharapkan Mesias sebagai manusia super. Ketika Mesias itu hadir dalam
keadaan seperti Yesus, yang adalah anak tukang kayu, lahirnya tidak di istana
tetapi di kandang domba, hanya orang-orang Majus dan para gembala yang
menunjukkan ketertarikan kepadaNya, maka mereka pun menolakNya.
Hana
berbeda dengan kebanyakan orang Yahudi. Ia mempunyai iman dan pemahaman tentang
Mesias setingkat diatas rata-rata orang Yahudi. Ketika menemukan Anak itu,
matanya langsung terbuka bahwa Dia adalah Kristus. Untuk itu dia bersyukur. Dia
bersyukur dan memuji Tuhan karena Tuhan setia kepada janjiNya. Sangat mungkin
Hana seperti Simeon yang berharap bisa pergi dengan damai sejahtera. Tetapi
yang jelas menurutnya kehadiran Yesus sebagai Mesias merupakan karunia yang
luar biasa, secara khusus bagi bangsa Israel. Di samping itu, Hana bersyukur
karena melihat peghinaan atas Israel yang berbunyi, “Di manakah Tuhan mereka?” akan segera berakhir. Sebagaimana kita
tahu bahwa selama sekitar 400 tahun Tuhan meninggalkan mereka dan bangsa-bangsa
lain mencibirkan bibir mereka dan mengeluarkan penghinaan seperti itu. Baik
penghinaan maupun ucapan syukur Hana ini menggenapi nubuatan yang ditulis di
Mazmur 79:9, 13.
Ada
berkat jasmani, makana, minuma, pakaian, rumah, dan mungkin motor atau mobil,
memang sudah seharusnya kita syukuri. Tetapi, seandainya hal-hal itu belum
sepenuhnya kita miliki, kita juga sudah seharusnya mengucap syukur karena
kehadiran Mesias nyata bagi kita. KehadiranNya di dalam hidup kita membawa
keselamatan dan hidup kekal, suatu berkat yang jauh lebih besar dari berkat
jasmani.
Sumber
: Mansor