Renungan : Agar Dunia Tahu

Bacaan : Yosua 4:20-24

Untuk memberitahu atau untuk mengingatkan orang akan sesuatu hal, kadang-kadang diperlukan sebuah sarana. Misalnya sebuah cincin di jari manis, adalah sebuah sarana untuk memberitahu orang lain bahwa orang yang memakainya sudah menikah. Juga untuk mengingatkan orang itu sendiri bahwa dia sudah menjadi
milik seseorang. Demikian juga dengan monumen-monumen. Monumen Pancasila Sakti di Jakarta Timur, adalah untuk mengingatkan peristiwa yang mengerikan yang terjadi di tahun 1965. Juga untuk mengingatkan tentang bisa bertahannya Pancasila sebagai dasar negara, sehingga dikatakan sakti. Tentu masih banyak benda atau monumen yang lain untuk mengingatkan sebuah peristiwa besar yang terjadi di waktu-waktu yang lalu.
Hal yang sama juga terjadi di kisah-kisah yang diceritakan di Alkitab. Salah satunya adalah kisah kedua belas batu peringatan. Yosua mendirikan kedua belas batu peringatan itu di Gilgal. Peristiwa yang mendahuluinya adalah Tuhan membelah Sungai Yordan sehingga bangsa Israel bisa menyeberang di bagian yang kering. Dengan jelas dikatakan maksud didirikannya kedua belas batu peringatan itu, yaitu, Supaya semua bangsa di bumi tahu, bahwa kuat tangan TUHAN, dan supaya mereka selalu takut kepada TUHAN, Allahmu. Sudah pasti generasi berikutnya akan ada yang bertanya tentang kedua belas batu peringatan itu. Ini merupakan kesempatan untuk menjelaskan karya Tuhan yang dahsyat di Sungai Yordan. Ajaran ini akan terus menggema sepanjang sejarah bangsa Israel. Hal ini dimungkinkan karena orang Israel biasa menceritakan kepada anak-cucu mereka tentang Tuhan dan karyaNya. Bukan hanya bangsa Israel, bangsa-bangsa lain pun akan tahu tentang peristiwa pembelahan Sungai Yordan oleh Tuhan. Mereka akan tahu bahwa Tuhan yang disembah bangsa Israel adalah Tuhan yang benar. Dialah Sang Pencipta dan Tuhan yang yang maha kuasa itu. Tujuan akhirnya adalah supaya bangsa-bangsa di dunia menjadi bangsa-bangsa yang takut kepada Tuhan. Dan, supaya mereka menjadikan Tuhan sebagai sesembahan satu-satunya di dalam hidup mereka, tidak ada yang lain!
Ada banyak cara supaya kita tetap menyadari bahwa Tuhan sudah berkarya bagi kita. Kita bisa menulisnya di kertas atau di kayu, lalu dijadikan hiasan dinding. Kita bisa membuat sesuatu yang bisa dikenang, misalkan gambar yang berkaitan dengan peristiwa di mana Tuhan berkarya bagi kita. Bahkan kita bisa bersaksi yang kemudian direkam. Dan masih banyak cara lainnya. Yang penting di sini adalah supaya anak-cucu kita nanti melihat dan mengerti bahwa Tuhan itu baik. Bukan hanya itu, orang-orang lain pun akan menjadi tahu bahwa Tuhan yang kita sembah itu baik. Mereka akan dibuat tertegun oleh kesaksian kita itu. Tujuannya adalah supaya yang sudah percaya dan menerima Tuhan diteguhkan iman kepercayaannya dan yang belum menjadi percaya, jadi menerimaNya. 

source : mannasorgawi.net