Lebah Dan Lalat


Bacaan : 2 Korintus 5:17; Roma 6:11-12; 1 Petrus 1:18-19

Mengapa lebah cepat menemukan bunga, sedangkan lalat cepat menemukan kotoran? Ini dikarenakan naluri lebah yang hanya ingin menemukan bunga, sedangkan naluri lalat hanya untuk menemukan kotoran. Lebah tidak tertarik pada kotoran. Sebaliknya, lalat tidak tertarik pada harum dan keindahan bunga. Alhasil, lebah kaya akan madu sedangkan lalat kaya akan kuman penyakit. 

Demikian halnya dengan kehidupan kita. Pada awalnya, Tuhan mencipta-kan manusia serupa dan segambar denganNya untuk menjadi proyektor yang mencerminkan kemuliaanNya. Namun, setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa, gambar dan rupa Tuhan yang ada dalam diri manusia menjadi rusak. Sehingga, manusia tidak dapat lagi menjalankan fungsinya sebagaimana yang dikehendaki oleh Tuhan. Namun, karena kasih Bapa yang begitu besar kepada manusia, Ia rela mengorbankan AnakNya sebagai satu-satunya jalan yang dapat menyelamatkan hidup manusia dari hukuman kekal. 
Dahulu sebelum kita mengenal Kristus, kita memang orang yang hidup di dalam dosa. Seperti lalat, yang suka hidup di tempat yang kotor dan berbau busuk, kita pun sama. Mulut kita penuh dengan perkataan kosong, caci maki, dan fitnah. Pikiran kita penuh dengan pikiran yang sia-sia. Perbuatan kita pun tidak layak, moral kita bobrok. Namun, setelah mengenal Kristus, kita pun diubahkan olehNya menjadi ciptaan yang baru. 
Sebagai orang percaya kita harus sungguh-sungguh menyadari dan menghargai betapa segala dosa kita telah ditebus oleh Kristus, sehingga selanjutnya kita harus meninggalkan cara hidup kita yang lama dan memulai hidup sebagai ciptaan yang baru. Melalui penebusan Kristus, semua cara hidup kita yang lama dan kebiasaan buruk, semuanya telah dimatikan dan kita pun telah terbebas dari belenggu dosa. Seperti halnya lebah, yang suka akan bau harum dan keindahan bunga. Demikian selayaknya hidup orang percaya, yang telah ditebus dan diubahkan oleh Kristus. Kita harus suka akan firman Tuhan, menghidupi firman Tuhan di dalam hidup kita agar kita dapat mengerti kehendakNya, sehingga kita dapat melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendakNya.
Hidup kita sekarang berbeda dengan yang dahulu. Mulut kita yang dahulu penuh sungut, caci maki, dan fitnah, kini penuh dengan ucapan syukur, kesaksian, dan pujian bagi Kristus. Hidup kita yang dahulu penuh amarah, iri hati, perseteruan, dan sakit hati, kini penuh damai sejahtera dan sukacita. Kita yang dahulu mementingkan diri sendiri, kini berbagi kasih kepada sesama. Kita yang dahulu selalu mengandalkan manusia ketika menghadapi persoalan, kini Tuhan yang kita andalkan dalam segala perkara. Itu semua karena Ia telah membayar lunas hidup kita dan membebaskan kita dari perbudakan dosa. Bukan dengan barang yang fana, bukan juga dengan emas dan perak, melainkan ditebus dengan darahNya yang mahal. (mansor)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar